Selasa, 09 Maret 2010

MASALAH LINGKUNGAN GLOBAL “PENYAKIT ITAI-ITAI AKIBAT POLUSI KADMIUM (Cd)”

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ‘MASALAH LINGKUNGAN GLOBAL “PENYAKIT ITAI-ITAI AKIBAT POLUSI KADMIUM (Cd)”” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada dasarnya, saya selaku penulis menyadari akan adanya keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi isi maupun penulisannya sehingga saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini pula, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dan memberikan masukan, saran serta kritik dalam proses penyusunan makalah ini. Demikian pengantar dari saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Banjarbaru, Februari 2010
PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 1
1.4 Tujuan Penulisan 2
1.5 Metode Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Kadmium 3
2.1.1 Sejarah 3
2.1.2 Kegunaan 3
2.1.3 Sifat-sifat 4
2.1.4 Kesenyawaan Cd 5
2.1.5 Keterangan Unsur 6
2.2 Toksikositas 7
BAB III PEMBAHASAN 10
3.1 Penyebab 10
3.2 Gejala 12
3.3 Aksi Hukum 12
3.4 Kerugian Ekonomi 13
BAB III PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA 15

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengunaan berbagai macam unsur tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh pada kawasan industri yang tidak mungkin lepas dari penggunaan unsur baik logam maupun non-logam. Seperti halnya salah satu logam berat yaitu Kadmium (Cd) yang dapat dengan mudah ditemukan di limbah berbagai jenis pertambangan logam selain itu dapat juga ditemukan dalam perairan baik di dalam sedimen maupun di dalam sistem penyediaan air minum.
Cadmium (Cd) adalah salah satu logam berat yang keberadaanya patut mendapat perhatian khusus karena secara luas terdapat dilingkungan baik sebagai pencemar atau sebagai komponen dalam rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Salah satu sistem organ yang yang merupakan target dari Cd adalah sistem reproduksi, khususnya pada individu jantan.
Seperti yang telah terjadi di Toyama, Jepang, kadmium menyebabkan keracunan karena kadmium di cemarkan ke sungai oleh pertambangan perusahaan-perusahaan di pegunungan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya penyakit Itai-Itai di Jepang .

1.2 Rumusan Masalah
Apabila ingin membicarakan “Penyakit Itai-Itai yang di sebabkan oleh Kadmium (Cd)”, mau tidak mau harus memulainya dari permasalahan Kadmium (Cd) itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai macam informasi mengenai Kadmium dan Penyakit Itai-Itai, akan dikumpulkan dan selanjutnya akan dipaparkan sesuai dengan kemampuan penulis.

1.3 Batasan Masalah
Adapun permasalahan yang penulis bahas hanya mengenai Kadmium beserta toksikositasnya dan penyakit yang disebabkan oleh Kadmium (Cd) yaitu penyakit Itai-Itai.

1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui kandungan dari Kadmium (Cd) yang menyebabkan penyakit Itai-Itai serta toksikositasnya.
2. Mencegah pengunaan logam berat seperti Kadmium yang berlebihan karena Kadmium adalah salah satu logam berat yang berbahaya

1.5 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan metode telaah pustaka. Penulis mengambil beberapa pemikiran dengan mempelajari literatur yang didapat melalui buku dan internet.

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Kadmium
2.1.1 Sejarah
Kadmium (Cd) ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817. Logam Cd ini ditemukan dalam bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium sendiri diambil dari nama latin dari “calamine” yaitu “Cadmia”.
Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-bijih seng, seperti sphalerite (ZnS). Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-satunya yang mengandung kadmium. Hampir semua kadmium diambil sebagai hasil produksi dalam persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan timbal. Unsur ini lunak, logam putih yang kebiru-biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan pisau. Hampir dalam banyak hal sifatnya mirip seng. Penanganannya harus hati-hati karena uap dari kadmium sangat berbahaya. Contohnya solder perak. Pengeksposan terhadap debu-debu kadmium tidak boleh melewati 0.01 mg/m3 (rata-rata waktu-berat selama 8 jam, 40 jam seminggu). Konsentrasi maksimum, selama 15 menit, tidak boleh melewati 0.14 mg/m3. Pengeksposan terhadap uap kadmium oksida tidak boleh melewati 0.05 mg/m3 dan konsentrasi maksimum tidak boleh melewati 0.05 mg/m3. Nilai-nilai konsentrasi di atas sedang dievaluasi kembali dan rekomendasi sementara adalah untuk mengurangi pengeksposan terhadap kadmium.

2.1.2 Kegunaan
Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik lebur terendah. Unsur ini digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien gesek yang rendah dan tahan lama. Ia juga banyak digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electroplating). Kadmium digunakan pula dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd, dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV bewarna. Sulfat merupakan garamnya yang paling banyak ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen kuning. Kadmium dan solusi senyawa-senyawanya sangat beracun.

2.1.3 Sifat-sifat
• Sifat Fisik
a. Logam berwarna putih keperakan
b. Mengkilat
c. Lunak/Mudah ditempa dan ditarik
d. Titik lebur rendah

• Sifat Kimia
a. Cd tidak larut dalam basa.
b. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer
Cd + H2SO4 → CdSO4 + H2
c. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter
d. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P
e. Cd adalah logam yang cukup aktif
f. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO
g. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi
h. CdI2 larut dalam alcohol

2.1.4 Kesenyawaan Cd
a. Oksida Cd
Senyawa biner, oksida CdO dibentuk dengan pembakaran logamnya di udara atau dengan pirolisis karbonat atau nitratnya. Asam oksida dapat diperoleh dengan pembakaran alkil, asap cadmium oksida luar biasa beracun. Cadmium oksida warnanya beragam mulai dari kuning kehijauan sampai coklat mendekati hitam bergantung pada proses pemanasannya. Warna-warna ini adalah hasil dari keragaman jenis kerusakan kisinya. Oksida menyublim pada suhu yang sangat tinggi.

b. Hidroksida
Jika larutan garam Cd di tambah NaOH terbentuk Cd(OH)2.
Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 ↓(putih) + 2Na+
Hidroksida Cd mudah larut dalam amonia kuat berlebih membentuk kompleksamin [Cd(NH3)4]2+ .
Cd(OH)2(s) + 4NH3(aq) → [Cd(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)

c. Sulfida
Senyawa sulfida diperoleh dari interaksi langsung/pengendapan oleh H2S dari larutan aqua, larutan asam untuk CdS.
Cd + H2S → CdS +H2

d. Halida
Larutan Cd halida mengandung semua spesies Cd2+, CdX+, CdX 2+, dan CdX3 – dalam kesetimbangan.

e. Garam Okso dan Ion Aquo
Garam dari okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut dalam air. Ion aquo bersifat asam dan larutan garamnya terhidrolisis bagi larutan Cd Yang lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd2OH3+2Cd2+(aq) + H2O(l) → Cd2OH3+(aq) + H+.
Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halida, spesies seperti Cd(OH)Cl atau CdNO3+ dapat diperoleh.

f. Iodida
Garam Cd dapat larut dalam KI. Jika larutan KI pekat ditambahkan pada larutan garam amoniakal terbentuk Cd(NH3)¬4I4 yang berbentuk endapan putih. CdI2 larut dalam alkohol dan digunakan dalam fotografi.

2.1.5 Keterangan Unsur
• Simbol: Cd
• Radius Atom: 1.71 Å
• Volume Atom: 13.1 cm3/mol
• Massa Atom: 112.41
• Titik Didih: 1040 K
• Radius Kovalensi: 1.41 Å
• Struktur Kristal: Heksagonal
• Massa Jenis: 8.65 g/cm3
• Konduktivitas Listrik: 14.7 x 106 ohm-1cm-1
• Elektronegativitas: 1.69
• Konfigurasi Elektron: [Kr]4d10 5s2
• Formasi Entalpi: 6.07 kJ/mol
• Konduktivitas Panas: 96.8 Wm-1K-1
• Potensial Ionisasi: 8.993 V
Titik Lebur: 594.26 K
• Bilangan Oksidasi: 2
• Kapasitas Panas: 0.232 Jg-1K-1
• Entalpi Penguapan: 99.87 kJ/mol

2.2 Toksisitas
Kadmium merupakan salah satu jenis logam logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Cadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis.
Bagi manusia, Cd sebenarnya merupakan logam asing. Tubuh sama sekali tidak memerlukannya dalam proses metabolisme. Karenanya Cd sangat beracun bagi manusia dan dapat diabsorspi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak adanya mekanisme tubuh yang dapat membatasinya.
Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan. Kadmium juga berefek pada potensial membran alga sel chara. Kadmium menyebabkan potensial membran sel chara berubah menjadi lebih negatif dibandingkan potensial membran sebelum adanya penambahan kadmium. Seiring dengan bertambahnya konsentrasi Kadmium, penurunan potensial membran menjadi semakin kecil dan potensial akhirnya menjadi semakin positif. Gejala ini kemungkinan dapat diterangkan berdasarkan peran kadmium sebagai kation divalen.
Kadmium adalah logam toksik yang umumnya ditemukan dalam pekerjaan-pekerjaan industri, logam kadmium digunakan secara intensif dalam proses electroplating. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Apabila Cd masuk ke dalam tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.
Kadmium adalah senyawa logam yang biasa digunakan dalam baterai. Senyawa ini bisa mengakibatkan penyakit liver dan gangguan ginjal serta tulang. Senyawa yang mengandung kadmium juga mengakibatkan kanker.
Dalam industri pertambangan logam Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu diperoleh hasil samping kadmium.yang terbuang kealam lingkungan. kadmium masuk kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Untuk mengukur asupan kadmium kedalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau kandungan Cd dalam feses.
Sekitar 5% dari diet kadmium, diabsorpsi dalam tubuh. Sebagian besar Cd masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam ginjal dan hati terutama terikat sebgai metalothionein. Metalotionein mengandung asam amino sistein, dimana Cd terikat dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim.
Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan daripada saluran pencernaan. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan dari menghisap debu dan asap kadmium, terutama kadmium oksida (CdO). Dalam beberapa jam setelah menghisap, korban akan mengeluh gangguan saluran nafas, nausea, muntah, kepala pusing dan sakit pinggang. Kematian disebabkan karena terjadinya edema paru-paru. Apabila pasien tetap bertahan, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-paru yang jelas terlihat.
Keracunan kronis terjadi bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta dengan penurunan laju filtrasi glumerolus ginjal. Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan hipertensi. Hal tersebut terjadi karena tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap Kadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cd krosik. Kadmium dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal.

BAB III
Pembahasan
Penyakit itai-itai ( イタイイタイ病 /ouch ouch sickness) adalah kasus massal keracunan kadmium yang didokumentasikan di Prefektur Toyama, Jepang. Keracunan kadmium ini menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Nama penyakit ini berdasarkan kata dalam bahasa Jepang yaitu nyeri (痛いitai) yang disebabkan pada persendian dan tulang belakang. Istilah penyakit itai-itai ini diciptakan oleh penduduk setempat. Kadmium ini dicemarkan ke sungai oleh pertambangan perusahaan-perusahaan di pegunungan. Perusahaan pertambangan tersebut telah dituntut atas kerusakan dan kerugian yang terjadi. Penyakit itai-itai ini dikenal sebagai salah satu dari Empat Besar Penyakit akibat Pencemaran Jepang.

3.1 Penyebab
Penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan kadmium akibat pertambangan di Prefektur Toyama. Pertambangan emas di daerah ini merupakan catatan pertambangan awal pada 710. Pertambangan reguler unuk perak dimulai pada tahun 1589, dan tidak lama kemudian, pertambangan untuk timah, tembaga, dan seng pun juga dimulai. Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang Rusia-Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari Eropa, meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan Kamioka Pertambangan di Toyama terkenal pada pertambangan kelas atas. Produksi meningkat bahkan lebih sebelum Perang Dunia II. Dimulai pada tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945, kadmium dirilis dalam jumlah yang signifikan oleh operasi pertambangan, dan penyakit itai-itai ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912. Sebelum Perang Dunia II, pertambangan yang dikendalikan oleh Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd, meningkat untuk memenuhi permintaan masa perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran Sungai Jinzu dan anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan terutama untuk pengairan sawah, tetapi juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan kegunaan lain oleh penduduk hilir.
Akibat keracunan kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan beras irigasi dengan air sungai tidak tumbuh dengan baik. Kadmium dan logam berat lainnya terakumulasi di dasar sungai dan di air sungai. Air ini kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Beras menyerap logam berat, terutama kadmium. Kadmium pun akhirnya terakumulasi dalam tubuh orang-orang yang memakan nasi yang terkontaminasi.
Penduduk mengeluh kepada Mitsui Mining and Smelting tentang polusi yang terjadi. Perusahaan membangun sebuah bak untuk menyimpan air limbah pertambangan sebelum dilepas ke dalam sungai. Hal ini sudah terlambat karena sudah banyak orang yang sakit menjadi korban. Penyebab keracunan tidak dapat dipahami dan, hingga 1946, penyakit ini hanya dianggap sebagai penyakit lokal atau jenis infeksi bakteri.
Tes medis dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, untuk mencari penyebab penyakit tersebut. Awalnya, hal ini diduga sebagai akibat keracunan dari pertambangan di hulu. Hanya pada tahun 1955 Dr Hagino dan rekan-rekannya mulai mencurigai kadmium sebagai penyebab penyakit itai itai ini. Prefektur Toyama juga memulai penyelidikan pada tahun 1961, untuk menentukan bahwa Mitsui Mining and Pertambangan Smelting's Kamioka yang menyebabkan polusi yang terburuk hingga wilayah 30 km hilir dari tambang. Pada tahun 1968 Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan mengeluarkan pernyataan tentang gejala-gejala penyakit itai-itai yang disebabkan oleh keracunan kadmium.
Penurunan kadar kadmium dalam air mengurangi jumlah korban penyakit ini, sehingga tidak ada lagi korban baru tercatat sejak 1946. Korban dengan gejala yang terburuk berasal dari Prefektur Toyama, namun ternyata pemerintah menemukan korban di lima prefektur lain.
Sekarang tambang masih beroperasi dan tingkat polusi kadmium pun tetap tinggi, meski perbaikan gizi dan perawatan medis telah mengurangi epidemi penyakit itai-itai.


3.2 Gejala
Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium adalah lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan gaya berjalan pincang karena cacat tulang yang disebabkan oleh kadmium. Rasa sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang yang lebih umum dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk, kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian.
Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pascamenopause. Penyebabnya belum sepenuhnya dapat dipahami, dan kemudian diselidiki. Hingga penelitian akhirnya menemukan bahwa hal ini berhubungn dengan gizi umum, serta metabolisme kalsium yang miskin yang berkaitan dengan usia perempuan.
Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa keracunan kadmium saja tidak cukup untuk menimbulkan gejala penyakit itai-itai. Penelitian ini menunjukkan kerusakan mitokondria sel ginjal oleh kadmium sebagai faktor kunci dari penyakit ini.

3.3 Aksi Hukum
Dua puluh sembilan penggugat, yang terdiri dari sembilan korban penderita dan 20 anggota keluarga korban, menggugat Pertambangan dan Smelting Mitsui Co pada tahun 1968 di pengadilan Prefektur Toyama. Pada Juni 1971, pengadilan menetapkan Pertambangan dan Smelting Mitsui Co bersalah. Perusahaan pun mengajukan banding ke Pengadilan Distrik Nagoya di Kanazawa, tapi banding ditolak pada bulan Agustus 1972. Pertambangan Mitsui dan Smelting Co setuju untuk membayar biaya perawatan medis para korban; membiayai pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh penduduk; dan membayar kerugian para korban akibat penyakit itai-itai.
Orang-orang menjadi korban dari penyakit itai-itai harus menghubungi Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang untuk membuat klaim mereka dinilai. Banyak korban yang tidak puas dengan tindakan pemerintah dan menuntut perubahan dalam prosedur resmi. Hal ini menyebabkan pemerintah mengkaji kembali kriteria untuk mengenali seorang korban secara hokum dan menilai kembali pengobatan penyakit yang dilakukan.
Seseorang dianggap sebagai penderita penyakit itai-itai jika dia tinggal di daerah yang terkontaminasi, memiliki disfungsi ginjal, pelunakan tulang, tetapi tidak memiliki masalah dengan jantung. 184 korban telah diakui secara hukum sejak tahun 1967, 54 di antaranya diakui dalam periode 1980-2000. Tambahan 388 orang telah diidentifikasi sebagai calon korban, yaitu mereka yang belum secara resmi belum diperiksa. 15 korban lagi tercatat masih hidup pada tahun 1993.

3.4 Kerugian Ekonomi
Polusi kadmium telah mngontaminasi banyak daerah-daerah pertanian. Pencemaran logam berat telah mengontaminasi banyak wilayah di Jepang, sehingga Pencegahan Kontaminasi Tanah dalam Undang-Undang Lahan Pertanian tahun 1970 kemudian diresmikan. Survei di Prefektur Toyama dimulai pada tahun 1971 dan pada 1977, 1500 hektar tanah di sepanjang sungai Jinzu dilakukan pemulihan. Petani yang menjadi korban mendapatkan kompensasi atas kerugian rusaknya tanaman sebagaimana kerugian produksi yang diakibatkan oleh Mitsui Mining and Smelting, Prefektur Toyama, dan pemerintah nasional. Kemudian pada 1992 hanya 400 hektar tanah yang masih terkontaminasi.
Pada tahun 1992, rata-rata pengeluaran kompensasi kesehatan per tahun dalah 743 juta yen. Kerusakan pertanian dikompensasi dengan 1.75 miliar yen per tahun, atau total per tahun 2.518 miliar yen. 620 juta yen yang lain diinvestasikan setiap tahun untuk mengurangi polusi lebih lanjut dari sungai.

BAB IV
Penutup
Penyakit itai-itai merupakan penyakit yang diakibatkan oleh keracunan cadmium akibat penambangan oleh Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd di Prefektur Toyama, Jepang pada tahun 1912. Selama beberapa decade, penyakit ini tidak diketahui apa penyebabnya dan hanya dianggap sebagai penyakit lokal biasa.
Pada tahun 1940an – 1950an diadakan tes medis untuk mencari tahu penyebab pasti dari penyakit ini dan awalnya kesimpulan terletak pada penyakit ini adalah akibat dari pertambangan di hulu. Pada 1955, baru dicurigai bahwa limbah logam berat kadmium yang menjadi penyebab dari penyakit ini.
Gejala dari penyakit ini adalah sakit pada kaki dan tulang belakang yang kemudian menyebabkan pelunakan tulang. Komplikasi pada penyakit ini adalah terjadi batuk, kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian.
Penyelesaian secara hukum pun dilakukan untuk menuntut tanggung jawab terhadap Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd yang diakhiri dengan pemberian kompensasi terhadap semua kerugian yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Februari 2010, Cadmium, http://en.wikipedia.org/wiki/Cadmium , diakses 18 Februari 2010.

Anonim, Januari 2010, Cadmium Poisoning, http://en.wikipedia.org/wiki/Cadmium_poisoning , diakses 19 Februari 2010.

Anonim, Februari 2010, Itai-Itai Disease, http://en.wikipedia.org/wiki/Itai-itai_disease , diakses 18 Februari 2010.

Anonim, Februari 2010, Kadmium (Cd) (Tinjauan Literatur),
http://smk3ae.wordpress.com/2008/05/25/kadmium-cd-tinjauan-literatur/ diakses tanggal 18 Februari 2010

Anonim, Februari 2010, 4 Pencemaran Lingkungan terburuk sepanjang sejarah Dunia, http://www.kaskus.us/showthread.php?p=167096468&posted=1 diakses tanggal 18 Februari 2010

Anonim, 20 Oktober 2006, Kadmium http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/kadmium/ diakses tanggal 18 Februari 2010

Anonim, 12 Mei 2008, HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA_ Cadmium_files http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/cadmium.html, diakses tanggal 19 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar